Teologi Doa: Bagaimana Berbicara dengan Tuhan Membentuk Hidup Anda

Doa lebih dari sekadar kata-kata yang dibisikkan ke dalam keheningan – doa adalah persekutuan dengan Allah yang hidup. Di sanalah hubungan diperdalam, hati diubahkan, dan tujuan-tujuan Allah dimajukan. Namun, apa yang sebenarnya terjadi ketika kita berdoa? Untuk memahami kuasa dan tujuan dari doa, kita harus melihat dasar teologisnya. Mari kita jelajahi apa yang diajarkan Alkitab tentang misteri doa dan mengapa doa itu penting bagi setiap orang percaya.

1. Doa adalah persekutuan dengan Allah Tritunggal

Bapa, Putra, dan Roh Kudus – tiga Pribadi, satu esensi. Sebuah realitas yang sulit untuk kita pahami dengan pemahaman manusiawi kita yang terbatas, tetapi keindahan Allah terletak pada misteri-misteri yang tidak dapat kita pahami sepenuhnya. Salah satu misteri ini adalah bahwa Allah yang berdiam dalam persekutuan yang kekal dan penuh kasih mengundang kita ke dalam persekutuan tersebut. Dan Dia mengundang kita untuk memperdalam hubungan kita melalui doa. Mari kita lihat beberapa poin dasar untuk mengupas hal ini lebih lanjut:

Doa adalah keintiman yang berakar pada identitas: Yesus mengajarkan kita untuk mengatakan “Bapa Kami”, menarik kita ke dalam hubungan-Nya dengan Bapa (Matius 6:9; Yohanes 17:1). Doa tidak dimulai dengan permintaan tetapi dengan kepemilikan.

Doa adalah berkomunikasi dengan Tuhan melalui akses yang dimediasi: Karena Kristus adalah Imam Besar kita, kita “menghampiri takhta kasih karunia dengan penuh keyakinan” (Ibrani 4:14-16; Efesus 2:18). Setiap doa dipanjatkan melalui Anak, kepada Bapa.

Doa adalah percakapan yang dimampukan oleh Roh Kudus dengan Allah: Roh berdiam di dalam diri kita, menafsirkan rintihan kita dan menyelaraskan perkataan kita dengan kehendak Bapa (Roma 8:26-27). Kita tidak pernah berdoa sendirian; Roh Kudus berdoa di dalam kita dan untuk kita.

2. Doa menyelaraskan kita dengan kehendak Tuhan

Keinginan kita bertindak sebagai penunjuk arah hidup kita-ini adalah bawaan bawaan kita. Seperti yang dikatakan oleh James K. A. Smith, “kita adalah apa yang kita cintai,” maka kita harus menyelaraskan cinta kita dengan apa yang Tuhan cintai. Ketika kita mengasihi apa yang Dia kasihi, mengikuti kehendak-Nya akan menjadi hal yang alami. Kita melihat di dalam Alkitab bahwa doa adalah salah satu cara untuk menyelaraskan keinginan kita dengan keinginan-Nya. Mari kita pertimbangkan dua wawasan ini:

Doa mengingatkan hati kita untuk berserah: “Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu” mencontohkan sebuah kehidupan yang berorientasi pada tujuan-tujuan Allah (Matius 6:10). Penyerahan diri setiap hari menjadi hal yang alamiah ketika kita menjadikannya bagian dari ritme doa kita.

Doa mengundang kita untuk masuk ke dalam ketaatan Getsemani: Perkataan Yesus “bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu” menunjukkan doa sebagai wadah di mana keinginan kita tunduk pada rencana Allah (Matius 26:39). Penyerahan diri tidak datang secara alamiah kepada kita sebagai manusia. Kita berpegang teguh pada kendali, di bawah ilusi bahwa kita tahu apa yang terbaik. Menyerah pada keyakinan yang sudah lama dipegang bisa jadi berantakan, menyakitkan, bahkan buruk. Tetapi tanpa penyerahan diri di Getsemani, tidak akan ada salib. Dan tanpa salib, tidak akan ada kebangkitan.

3. Doa berpartisipasi dalam misi penebusan Allah

Jauh sebelum kaki kita menyentuh tanah asing atau suara kita memberitakan Injil, surga mengundang kita untuk berlutut. Pergi ke tempat rahasia kita dalam doa adalah tempat kita berperang dan bersyafaat untuk membuka pintu-pintu dan hati yang terbuka. Kami yakin akan hal ini – Allah yang rindu untuk menyelamatkan telah memilih untuk melepaskan kuasa penebusan-Nya melalui doa-doa umat-Nya. Berikut adalah tiga cara untuk bergabung dengan misi-Nya melalui doa:


Berdoalah bagi para pekerja untuk tuaian: Yesus memerintahkan kita untuk mendoakan para pekerja sebelum kita pergi (Matius 9:37-38). Entah kita dipanggil untuk menjadi misionaris atau tidak, kita berperan aktif dalam memajukan Injil ketika kita mendoakan para pekerja untuk bangkit.

Kuasa untuk memberitakan: Paulus berulang kali meminta jemaat untuk berdoa agar ia dapat memberitakan Injil “dengan tidak takut” (Efesus 6:18-20; Kolose 4:3-4). Penganiayaan adalah ancaman yang terus menerus bagi jutaan orang Kristen. Iman mereka dapat membuat mereka kehilangan keluarga, rumah, bahkan nyawa. Kita harus bergandengan tangan dengan saudara-saudari kita dan meminta Roh Kudus untuk memberdayakan mereka dengan keberanian.

Doa adalah syafaat global: “Berdoalah… untuk semua orang” menyenangkan hati Allah, “yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan” (1 Timotius 2:1-4), yang berakar pada misi dalam doa syafaat. Doa bukan sekadar persiapan untuk pekerjaan Allah; doa adalah bagian dari pekerjaan itu sendiri. Ketika kita berdoa, kita menghubungkan tangan kita dengan Tuhan yang sudah mengejar orang-orang di setiap bangsa dan lingkungan. Kita mungkin tidak pernah menginjakkan kaki di tempat yang kita doakan, tetapi doa-doa kita dapat menjangkau lebih jauh daripada yang dapat dicapai oleh kaki kita. Tuhan mendengarkan. Tuhan bergerak. Dan Dia memilih untuk bekerja melalui doa-doa yang rendah hati dan penuh iman dari umat-Nya.

Di Pray for Zero, kami percaya bahwa doa sangat penting bagi misi Tuhan. Kami berperan aktif dalam misi global dengan berdoa setiap hari untuk pekerjaan penerjemahan Alkitab. Kami mengumpulkan para pejuang doa di seluruh dunia untuk bersyafaat bersama kami. Temukan sumber daya untuk berdoa 디 시니를 클릭하고 주르날 도아 밍구안 카미!

페이스북에 공유
트위터에서 공유

관련 블로그

끊임없는 기도

글로벌 패밀리 24/7 기도와 협력하여

매주 화요일 오후 3시에 시드 컴퍼니와 함께하세요.

암호: 6913

성경 번역을 위해 기도하는 다른 시간도 있습니다:

1단계

등록하기 글로벌 가족 24/7 기도와 함께.

2단계

위의 확대/축소 링크를 활용하여 성경 번역을 위한 기도에 동참하세요.

기도 및 찬양

실시간 문자 알림 수신

313131에 "0"을 입력합니다.

2~3개만 전송합니다.
한 달에 문자 메시지 수.